Perdarahan Uterus  Abnormal (PUA)

Download Pdf

...

Apa itu PUA?

PUA atau Perdarahan Uterus  Abnormal merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan seluruh kelainan haid, baik dalam frekuensi, durasi dan jumlah darah yang dikeluarkan. Secara garis besar, perdarahan uterus dianggap lumrah saat haid yang terjadi kurang lebih satu bulan sekali pada usia reproduktif. Peristiwa tersebut didasarkan oleh proses peluruhan dinding rahim akibat tidak terjadinya pembuahan. Pada kondisi tertentu, seorang wanita dapat mengalami perdarahan di luar siklus dan parameter normal lainnya. Hal ini tentunya membutuhkan investigasi medis lebih lanjut. 1

Bagaimana kita dapat mencurigai PUA?

Seseorang yang mengalami perdarahan rahim diluar siklus haid dapat menimbulkan berbagai macam pertanyaan, sebagaimana hal tersebut tidak dianggap fisiologis atau normal. Perlu dipahami bahwa gejala PUA dapat dievaluasi berdasarkan parameter frekuensi, keteraturan siklus, durasi, dan jumlah (volume) darah. Berikut merupakan nilai normal haid:

-         Frekuensi: seorang wanita umumnya mengalami haid setiap 21 – 35 hari sekali.

-         Keteraturan: jarak antar haid umumnya mengalami kemajuan atau kemunduran dalam beberapa hari. Selama satu tahun, seorang wanita umumnya memiliki variasi antara 2 – 20 hari antara siklus haid terpendek dan siklus haid terpanjangnya. Apabila terjadi perbedaan lebih dari 20 hari antara siklus terpendek dan terpanjang, maka wanita tersebut dianggap memiliki siklus haid yang tidak teratur.

-         Durasi: setiap 21 – 35 hari sekali, seorang wanita dapat mengalami haid yang berlangsung selama 4 – 8 hari.

-         Volume: dalam satu siklus haid, seorang wanita dapat kehilangan setidaknya 5 – 80 mL darah.

Secara garis besar, perdarahan di luar jadwal menstruasi atau di luar batas normal yang sudah tertera dapat dianggap PUA. Meskipun demikian, terdapat beberapa kondisi tambahan yang mengindikasikan keadaan PUA, yakni; bercak atau perdarahan setelah hubungan seksual, atau perdarahan setelah menopause.

Bagaimana Pemeriksaan PUA?

Sebelum pemeriksaan atau investigasi PUA dilaksanakan, seorang wanita harus menyadari bahwa adanya perdarahan di luar masa haid seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Selain siklus yang tidak teratur, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual ataupun perdarahan postmenopausal juga merupakan indikasi kecurigaan PUA. Pemeriksaan PUA dapat dilakukan oleh dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Dokter akan melakukan history-taking untuk memperoleh informasi riwayat kesehatan. Tes kehamilan merupakan pemeriksaan utama untuk menyingkirkan kemungkinan dan gangguan seputar kehamilan. Setelah itu, pemeriksaan lanjutan seperti periksa dalam (bimanual examination), dan pencitraan USG dapat dilakukan sesuai keadaan pasien.

Apa Saja Kondisi yang dapat menyebabkan PUA?

Gangguan struktur pada rahim (seperti mioma, polip, keganasan, adenomyosis, atau hyperplasia) atau gangguan non-struktural seperti koagulopati, disfungsi indung telur, serta terapi dapat mempengaruhi proses menstruasi baik dari aspek jumlah/volume, durasi, dan frekuensi. 2

Ada Berapa Tipe PUA?

Dalam sudut pandang waktu, PUA dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

-      PUA Akut: perdarahan haid yang banyak, berlangsung cepat atau mendadak dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kehilangan darah yang banyak.

-      PUA Kronis: perdarahan abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Umumnya PUA kronis tidak membutuhkan penanganan segera seperti PUA akut.

-      Perdarahan Tengah: perdarahan haid yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur.

Sedangkan dari sudut pandang penyebab, PUA dibagi menjadi dua; kelainan struktural dan kelainan non-struktural.

        Kelainan Struktural 2,3:

-      Polyp endometrial: polip merupakan pertumbuhan jaringan epitel yang berasal dari stroma dan kelenjar endometrium.

-      Adenomyosis: merupakan kondisi pertumbuhan dan invasi jaringan endometrium kepada lapisan otot rahim (myometrium).

-      Leiomyoma: pertumbuhan non-kanker pada rahim yang tersusun atas jaringan otot.

-      Malignancy (keganasan)

Kelainan non-struktural 2,4:

-      Coagulopathy: kondisi kelainan proses pembekuan darah baik akibat gangguan pada faktor pembekuan darah bawaan (genetik) maupun pengobatan.

-      Ovulatory dysfunction: gangguan ovulasi pada wanita, umumnya disebabkan oleh faktor hormonal. Perubahan jadwal siklus menstruasi dapat mengindikasikan gangguan ovulasi.

-      Endometrial: perdarahan abnormal pada wanita dengan siklus haid teratur, tidak dalam pengobatan dan tidak memiliki kelainan pembekuan darah. Mekanisme PUA tipe endometrial hingga saat ini masih diteliti, namun beberapa penelitian mencurigai adanya gangguan hemostasis pada endometrium sebagai mekanisme PUA tipe ini.

-      Iatrogenic: perdarahan yang disebabkan oleh terapi. Seperti contohnya penggunaan kontrasepsi hormonal yang memiliki efek samping bercak (spotting) di luar siklus haid.

-      Not yet classified: kelompok penyebab PUA yang tidak dapat dikategorikan kepada kelompok-kelompok diatas.

Bagaimana Penatalaksanaan PUA?

Tatalaksana PUA bersifat spesifik untuk setiap individu, artinya tidak semua pasien mendapatkan tatalaksana yang sama. Spektrum penanganan dimulai dari menggunakan obat anti-fibrinolitik, hormonal, dan operasi. Penanganan PUA harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti penyebab utama PUA, masalah kesuburan, dan masalah kesehatan lain (comorbid) yang tentunya dapat berbeda untuk setiap individu. 2

 

 

Key Facts:

-      Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) merupakan kondisi perdarahan rahim di luar fase haid.

-      Wanita postmenopause atau perdarahan pasca hubungan seksual dapat mengindikasikan PUA.

-      PUA dapat terjadi pada wanita pre-pubertas, umumnya disebabkan oleh kekerasan seksual, trauma (cedera), atau keganasan.

-      Terapi PUA bersifat spesifik untuk setiap pasien, jangkauan terapi dimulai dari pengobatan hingga tindak pembedahan.

-      Informasi kondisi dan jumlah pergantian pembalut dapat digunakan untuk mengestimasi volume darah yang keluar.

 

Referensi

1 Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2022 Sep 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-.

2 Whitaker, L., & Critchley, H. O. D. (2016). Abnormal uterine bleeding. Best Practice & Research. Clinical Obstetrics & Gynaecology, 34, 54–65. https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2015.11.012

3 Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia. (2013). Konsensus Tata Laksana Perdarahan Uterus Abnormal Karena Efek Samping Kontrasepsi.

4 American College of Obstetricians and Gynaecologists. (2013). Management of Acute Abnormal Uterine Bleeding in Nonpregnant Reproductive-Aged Women. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/vwd/vwd.pdf.

5 Albers, J.R., Hull, S.K. and Wesley, R.M. (2004) Abnormal uterine bleeding, American Family Physician. Available at: https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2004/0415/p1915.html (Accessed: 02 May 2023).

 

 

 



Back to Previous Page
© 2024 Organisasi HIFERI Indonesia
Privacy Policy