Kontrasepsi

Download Pdf

...

 

Menurut WHO, terjaminnya akses kepada masyarakat tentang pilihan dan ketersediaan kontrasepsi merupakan salah satu hak asasi. Kegunaan kontrasepsi mencegah risiko terkait kehamilan pada wanita, khususnya pada dewasa muda. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan angka kematian bayi yang signifikan jika jarak antar kelahiran kurang dari dua tahun, atau lebih dari empat tahun [1].

Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan kualitas hidup baik pasangan maupun individual. Selain mencegah kehamilan dan risiko terkait kehamilan, terdapat kontrasepsi yang mampu mencegah infeksi menular seksual [2].

Belakangan ini, terdapat peningkatan jumlah pasangan yang berminat menggunakan kontrasepsi dalam rangka menjalani program keluarga berencana. Keuntungan non-medis dari keluarga berencana antara lain meningkatnya kesempatan edukasi, pertumbuhan penduduk bertahap, dan perkembangan ekonomi[1].

Apa saja pilihan kontrasepsi? Seberapa efektif mereka mencegah kehamilan?

Konsep utama dari kontrasepsi adalah mencegah terjadinya pembuahan sel telur dan sperma. Mekanisme tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, seperti metode penghalang, hormonal, alamiah, hingga operasi (kontrasepsi mantap). Tidak semua pasangan dapat menjalani seluruh pilihan kontrasepsi. Pemilihan kontrasepsi bersifat personalized, yang artinya menyesuaikan dengan kebutuhan dan kelayakan seseorang. [2]

Efektivitas kontrasepsi bervariasi, penulisan efektivitas umumnya mencerminkan berapa banyak kehamilan tercegah dalam 100 wanita yang menjalani kontrasepsi setiap tahunnya. Dalam kata lain, semakin tinggi angka, semakin baik metode kontrasepsi tersebut dalam mencegah kehamilan. [1]

Metode Penghalang

Dikenal sebagai metode barrier, mencegah pertemuan sel sperma dan sel telur dengan menghalanginya. Metode ini meliputi penggunaan spermisida, kondom, diafragma, dan spiral.

      Spermisida: merupakan senyawa kimia yang dioleskan dalam liang vagina wanita dengan tujuan membuat sperma menjadi non-aktif. Sediaan spermisida dapat berupa gel, foam, krim, film (lembaran tipis), atau supositoria (peluru). Aturan pakai spermisida berbeda untuk setiap sediaan, umumnya spermisida mulai efektif setelah 10-15 menit pemakaian, dan bertahan hingga 1 jam setelah pemakaian. Meskipun demikian, spermisida tetap harus berada di dalam liang vagina selama 6-8 jam setelah hubungan seksual terakhir. [3] Angka efektivitas spermisida adalah <72 % setiap tahunnya. Spermisida tidak dapat mencegah infeksi menular seksual.

      Kondom (pria): merupakan selaput tipis yang membungkus penis untuk menangkap sperma setelah ejakulasi. Kondom merupakan satu-satunya metode kontrasepsi yang dapat mencegah infeksi menular seksual. Angka efektivitas kondom pria adalah 87-98%, tergantung dengan cara pemakaiannya. Namun, keunggulan kondom adalah dapat digunakan bersama dengan modalitas kontrasepsi lain (IUD, spermisida, dan lain-lain), sehingga dapat meningkatkan angka efektivitas lebih tinggi. Kondom tidak dapat diguakan [1], [2], [3]

      Kondom (wanita): selaput tipis yang melapisi liang vagina wanita untuk mengangkap sperma setelah ejakulasi. Kondom wanita memiliki konsep yang sama dengan kondom pria, namun angka efektivitas kondom wanita berkisar 80-95%, tergantung dengan cara pemakaiannya. [1], [3]

      Diafragma: alat berbentuk dome (kubah) kecil yang diletakkan pada liang vagina, menutupi permukaan serviks. Pemilihan ukuran diafragma ditentukan setelah pemeriksaan dalam oleh tenaga medis. Diafragma selalu digunakan bersama dengan spermisida, dan tidak boleh dilepas selama 6 jam, namun tidak lebih dari 24 jam setelah hubungan seksual. Spermisida digunakan setiap hubungan seksual, dan diafragma tidak boleh dilepas selama 6 jam. angka efektivitas diafragma <88 % [3] namun efektivitas dapat meningkat hingga 94% apabila digunakan bersama dengan spermisida.

      Spiral (IUD): Spiral adalah alat kontrasepsi berbentuk “T” yang diletakkan dalam rahim. Mekanisme utama spiral adalah merusak sel sperma dengan tembaga (IUD-Cu), atau dapat dikombinasikan dengan hormon (LNG-IUD). Efektivitas spiral sendiri berkisar diantara 99.2 – 99.4% untuk spiral dengan hormon adalah 99.3 – 99.5%. Keuntungan spiral antara lain praktis, setelah pemasangan pasien umumnya menjalani kontrol rutin bulanan terlebih dahulu untuk memastikan posisi dan keamanan spiral. Spiral dapat memberikan manfaat kontrasepsi hingga 5-10 tahun [2]. Apabila pasangan hendak menghentikan kontrasepsi, kesuburan akan kembali normal setelah pelepasan alat. [1] [3]

Metode Hormonal

Mekanisme kontrasepsi ini menggunakan hormon untuk mencegah kehamilan. Hormon tersebut dapat mencegah pelepasan sel telur (ovulasi) setiap bulannya, sehingga pengguna tidak dapat hamil pada bulan tersebut. [3] Umumnya angka efektivitas metode hormonal berada di atas 99%, namun dengan penggunaan yang kurang tepat dapat menurunkan angka efektivitas hingga < 95%. [2]

      Pil kombinasi tetap: merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berkerja dengan mencegah ovulasi. Umumnya pil kombinasi tetap diberikan dalam kurun waktu bulanan, dengan jumlah 28 butir per kemasan. Pil kombinasi wajib digunakan setiap hari, sebagaimana efektivitasnya akan menurun apabila konsumsi pil tidak tepat waktu. angka efektivitas pil kombinasi tetap berkisar 93 – 99.7%.

      Pil progesteron (progesterone only pill/POP/minipil): pil mengandung hormon progesteron yang dapat meningkatkan ketebalan selaput lendir serviks, mencegah pertemuan sel sperma dan sel telur. Minipil dikonsumsi setiap hari, sebagaimana efektivitasnya akan menurun apabila konsumsi pil tidak tepat waktu. angka efektivitas penggunaan minipill berkisar antara 93 – 99.7 %. [1], [2]

      Injeksi (suntik) kombinasi tetap: konsep utama suntik hormon kombinasi tetap adalah sama dengan penggunaan pil kombinasi tetap, yakni mencegah ovulasi. Namun, penggunaan suntik memiliki keuntungan berupa lebih praktis, sebagaimana dilakukan satu kali sebulan. Meskipun demikian, suntik harus dilakukan oleh tenaga medis. angka efektivitas suntik kombinasi tetap adalah 97 – 99.95% [1], [2]

      Injeksi (suntik) progestogen: konsep utama suntik progestogen menyerupai pil Progesteron, yakni meningkatkan ketebalan selaput lendir serviks untuk mencegah pertemuan sel sperma dan sel telur. Namun penggunaan suntik memiliki keuntungan yakni bersifat praktis dibandingkan pil. Penggunaan suntik progestogen dilakukan satu kali dalam tiga bulan. angka efektivitas suntik progestogen adalah 96 – 99.8%. [1], [2]

      Implan (susuk): susuk merupakan kontrasepsi metode hormonal dengan menyisipkan obat hormon di bawah kulit pasien. Hormon yang digunakan umumnya adalah progesteron. Mekanisme utamanya sama dengan minipil dan suntik hormon progesteron, yakni menebalkan selaput lendir serviks, mencegah sel sperma bertemu dengan sel telur. Susuk dianggap lebih praktis dibandingkan suntik maupun pil, sebagaimana pemasangannya cukup satu kali dan dapat bertahan sampai dengan 3 tahun dengan angka efektivitas implan dapat mencapai >99% [2]

 

Metode Alamiah

Konsep utama metode alamiah adalah menggunakan mekanisme biologis tubuh manusia. Efektivitas metode alamiah sulit ditentukan, sebagian besar penelitian tidak dapat menentukan taksiran angka efektivitas. Keuntungan utama dari metode alamiah adalah tidak adanya efek samping penggunaan kontrasepsi, meskipun demikian kerugian utama adalah tingkat risiko kejadian untuk hamil yang lebih tinggi dibandingkan metode lainnya. [2]

      Metode Amenorrhea Laktasi (MAL): MAL merupakan metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasca melahirkan. Setelah melahirkan, wanita akan mengalami fase tidak menstruasi (amenorrhea) selama kurang lebih 6 bulan. Pada fase ini, seorang ibu sedang aktif memberikan ASI kepada anak, mekanisme tersebut menekan hormon yang berperan dalam siklus menstruasi. Syarat terpenuhinya MAL ada 3, yakni anak terakhir dibawah usia 6 bulan, rutin dan aktif menyusui, serta belum menstruasi. Efektivitas dari MAL merupakan yang tertinggi diantara metode alamiah lainnya, yakni mencapai 98 – 99%. Meskipun demikian, angka tersebut dapat ditekan apabila ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi. [2]

      Metode Kalender: Metode alamiah ini memiliki konsep mencegah hubungan seksual pada hari pertama dan terakhir masa subur dalam siklus menstruasi. Pencegahan dapat berupa menggunakan pengaman atau tidak melakukan sama sekali. Perlu diketahui bahwa durasi siklus menstruasi bervariasi untuk setiap wanita. [1] Sehingga tidak banyak penelitian yang dapat memberikan taksiran efektivitas metode ini.

      Senggama Terputus (Coitus Interruptus): Konsep utama dari metode ini adalah mencegah ejakulasi di dalam tubuh wanita, sehingga sel sperma tidak dapat membuahi sel telur. Efektivitas metode ini tentunya sangat subjektif, tergantung dengan kemampuan pasangan untuk memenuhi syarat. [1]

      Temperatur basal tubuh (Basal Body Temprature): Dalam siklus menstruasi, suhu tubuh dapat meningkat ataupun menurun. Umumnya menjelang ovulasi, terjadi peningkatan suhu tubuh sebesar 10F. Suhu tubuh akan terus meningkat selama fase luteal hingga menjelang mensruasi. Suhu diprediksi akan kembali normal setelah menstruasi. [1] Belum terdapat penelitian yang dapat menaksir angka efektivitas metode ini. Pengukuran ini bersifat subjektif untuk setiap individu, sebagaimana suhu tubuh basal tiap individu berbeda.

Kontrasepsi Mantap

      Metode kontrasepsi mantap bertujuan untuk mencegah kehamilan dalam waktu yang lama. Umumnya, kontrasepsi mantap bersifat permanen. Kontrasepsi mantap mencakup prosedur operasi pada wanita (tubektomi), atau pada pria (vasectomy). Prosedur tubektomi mengikat saluran indung telur. Sedangkan prosedur vasektomi mengikat saluran sperma (vas deferens), sehingga sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Prosedur vasektomi memiliki efektivitas sebesar 99.85 – 99.9%, sedangkan untuk tubektomi sebesar 99.5%. [1]

      Kontrasepsi mantap diutamakan kepada pasangan yang sudah tidak menginginkan keturunan.

Memangnya, manfaat kontrasepsi itu apa?

Penggunaan kontrasepsi dapat mencegah risiko penyakit atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Mengatur atau memberi jarak waktu antar kelahiran dapat menurunkan angka kematian bayi. Selain itu, kontrasepsi dapat memberikan wanita atau pasangan untuk merencanakan kehamilannya, terencananya kehamilan dapat membawa keharmonisan dalam berumah tangga, meningkatkan kesempatan edukasi, dan pada akhirnya memperbaiki taraf hidup berkeluarga. 1

Apakah saya perlu berkonsultasi sebelum menggunakan kontrasepsi?

Dari berbagai variasi kontrasepsi yang telah disampaikan, dapat kita simpulkan bahwa meskipun tujuan utamanya adalah mencegah kehamilan, alat kontrasepsi satu dengan yang lainnya memiliki mekanisme berbeda. Selain itu, tidak semua pasangan dapat layak kontrasepsi. Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan bertujuan untuk menentukan metode kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan, kelayakan dan kondisi pasien.

Facts vs. Myths

Mitos: Kontrasepsi menurunkan kesuburan pasangan di kemudian hari.

Fakta:

      Penggunaan kontrasepsi, baik dalam kurun waktu panjang maupun pendek, tidak memberikan efek negatif pada kemampuan wanita untuk hamil setelah berhenti menggunakan.

      Kesuburan seorang wanita dapat dinilai dari cadangan sel telur yang berkorelasi dengan usia. Umumnya, wanita mulai subur saat usia remaja (12-16 tahun), dan memuncak pada usia 20-28 tahun.

      Setelah mencapai usia 30 tahun, angka kesuburan wanita menurun hingga mencapai usia 45 tahun keatas, kemungkinan seorang wanita untuk hamil sangat rendah. Hal ini disebabkan cadangan sel telur yang sudah menurun. 4

      Kesuburan akan segera kembali setelah pemberhentian kontrasepsi. Untuk kontrasepsi hormonal, tubuh membutuhkan waktu untuk menyelaraskan siklus haid terlebih dahulu, sedangkan untuk kontrasepsi mantap bersifat permanent. 5

Mitos: Kontrasepsi hormonal menyebabkan kanker payudara

Fakta:

      Penyebab kanker payudara bersifat multifaktorial, yang berarti tidak berasal dari satu sumber. Landasan utama mekanisme terjadinya kanker payudara adalah mutasi gen yang menyebabkan sel-sel cacat tetap hidup, dan berkembang menyebabkan kanker. Sebagian besar mutasi gen kanker payudara bersifat didapat (acquired), akibat paparan radiasi atau konsumsi senyawa kimia.

      Hingga saat ini, penelitian hubungan kejadian kanker payudara dengan kontrasepsi hormonal belum memiliki hasil yang konsisten. Hal tersebut diduga akibat penyebab kanker payudara yang multifaktorial. Meskipun demikian, dokter tetap akan mempertimbangkan risiko tersebut. Oleh karena itu, sebelum menggunakan kontrasepsi jenis apapun, pasien hendaknya berkonsultasi dengan dokter. 6,7

Mitos: Tubuh butuh waktu libur dari penggunaan kontrasepsi.

Fakta:

      Beberapa orang percaya bahwa tubuh layak beristirahat dari penggunaan obat hormonal, sehingga mereka berhenti konsumsi di tengah program. Hal tersebut diduga muncul karena sebagian besar dokter menyarankan untuk pasien kontrol dalam jangka waktu yang lama (hingga tahunan).

      Kenyataannya, edukasi seputar kontrasepsi berbeda setiap fase kehidupan. Pada pasangan muda, tujuan kontrasepsi umumnya untuk menunda kehamilan, sedangkan pada pasangan yang lebih tua tentunya sudah tidak memikirkan hal tersebut. Oleh karena itu, kontrol dalam kurun waktu yang telah ditentukan bertujuan untuk mengevaluasi ulang kebutuhan, pertimbangan baik-buruk dari kontrasepsi yang digunakan. 8

 

Referensi

[1] WHO. 2020. Family Planning/Contraception Methods

[2] NHS. 2019. Which Method of Contraception suits me?

[3] American College of Obstetricians and Gynaecologists. 2022. FAQs for Teens: Birth Control

[4] American College of Obstetricians and Gynaecologists. 2022. FAQs for Teens: Having a Baby After Age 35: How Aging Affects Fertility and Pregnancy

[5] Girum, T., Wasie, A. 2018. Return of Fertility after Discontination of Contraception: A Systematic Review and Meta-Analysis. Contraception and Reproductive Medicine, 3(1), 9.

[6] Kanadys, W. et al. 2021. Use of Oral Contraceptives as a Potential Risk Factor for Breast Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis of Case-Control Studies Up to 2010. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(9).

[7] American Cancer Society. 2021. What Causes Breast Cancer?

[8] Yalemedicine. 2020. Birth Control

 



Back to Previous Page
© 2024 Organisasi HIFERI Indonesia
Privacy Policy