Azoospermia
Download Pdf

Apa itu Azoospermia?
Azoospermia merupakan kondisi yang dapat dialami oleh pria, yakni tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen). Azoospermia diderita oleh < 1% populasi pria di dunia, dan menyumbang sekitar 10 – 15 % kasus infertilitas. Azoospermia di Indonesia menyumbang sekitar 11% kasus infertilitas dalam skala nasional. Azoospermia merupakan diagnosis yang dapat ditegakkan setelah menjalani pemeriksaan laboratorium. Azoospermia berbeda dengan Aspermia, yakni tidak keluarnya cairan semen saat ejakulasi.
Komponen Semen
Cairan semen merupakan hasil campuran sekresi tiga kelenjar saluran reproduksi pria, yakni kelenjar seminalis, prostat, dan bulbourethral (Cowper). Pria umumnya menghasilkan semen 1.5 – 3 mL dalam satu kali ejakulasi. Spermatozoa yang dikandung dalam cairan ejakulasi berkisar antara 35 – 40 juta sel per ejakulat, atau 12 – 15 juta sel per mL semen. Komponen semen lainnya tersusun atas zinc, fruktosa dan berbagai enzim yang memiliki peran dalam motilitas sperma.
Apakah Azoospermia memiliki jenis lain?
Berdasarkan letak permasalahannya, Azoospermia dapat dikelompokkan menjadi tiga; pre-testicular, testicular, dan post-testicular Azoospermia. Sedangkan berdasarkan ada atau tidaknya sumbatan saluran reproduksi, Azoospermia dikelompokkan menjadi dua; Obstructive Azoospermia dan Non-Obstructive Azoospermia.
Apa Penyebab Azoospermia?
Sekitar 60% penderita Azoospermia menderita Azoospermia tipe Non-Obstructive. Azoospermia tipe ini berlandaskan adanya defisiensi testikular, atau gangguan pembentukan sperma (Spermatogenesis) yakni bersifat bawaan maupun didapat. Varikokel merupakan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan Azoospermia Non-Obstruktif. Meskipun demikian, sebagian besar azoospermia non-obstruktif tidak dapat dijelaskan (Idiopathic).
Penyebab defisiensi testikular antara lain:
- Kelainan bawaan (Congenital):
o Anorchia
o Undecendensus Testicular
o Abnormalitas Genetik
- Didapat (Acquired)
o Cedera
o Torsio
o Pasca-inflamasi
o Paparan Obat-obatan, radiasi, kemoterapi
o Keganasan
o Varikokel
- Idiopatik
Bagaimana Azoospermia ditegakkan?
Azoospermia dapat ditegakkan apabila tidak ditemukannya spermatozoa pada dua sampel cairan semen yang telah menjalani analisa sperma tersentrifugasi.
Bagaimana Azoospermia ditangani?
Penderita Azoospermia satu dengan yang lainnya dapat memiliki penanganan yang berbeda, sebagaimana penanganan azoospermia bersifat spesifik untuk setiap penyebab. Apabila permasalahan utama disebabkan oleh tipe obstruktif, maka tindak operasi dapat dianjurkan. Sedangkan bila permasalahan utama disebabkan oleh tipe non-obstruktif, maka dokter akan mengevaluasi penyebab dari Azoospermia lebih dalam.
Apakah Azoospermia Mempengaruhi Kesuburan?
Kondisi Azoospermia tentunya mempengaruhi kesuburan pasangan. Untuk terjadinya pembuahan, sel sperma harus mampu membuahi sel telur. Pasangan dengan azoospermia akan mengalami kesulitan dalam proses konsepsi alami.
Bagaimana Solusinya?
Kasus Azoospermia dalam konteks infertilitas membutuhkan kerjasama lintas disiplin antara dokter konsultan endokrinologi reproduksi dan fertilitas, urolog, androlog, dan psikolog. Dokter urologi dan andrology dapat mengevaluasi dan menangani Azoospermia. Setelah evaluasi, penderita azoospermia yang menginginkan keturunan dapat menjalani program. Program tersebut tentunya pengambilan sel sperma, yang dapat dilakukan baik dengan pengobatan maupun tindakan operasi seperti biopsi testis. Setelah sel sperma diperoleh, konsultan Endokrinolgi Reproduksi dan Fertilitas dapat melakukan tindakan Intracytoplasmic Sperm Injection atau ICSI.
Key Facts
- Azoospermia menyumbang 15% kasus infertilitas dalam pasangan
- Tipe Azoospermia Non-Obstructive (NOA) merupakan tipe paling banyak dijumpai, namun sebagian besar NOA bersifat tidak dapat dijelaskan (Idiopathic)
- Azoospermia merupakan hasil diagnosis yang dapat ditegakkan setelah hasil pemeriksaan laboratorium.
- Aspermia merupakan kondisi tidak keluarnya cairan semen saat ejakulasi.
- Biopsi testis bukan satu-satunya cara memperoleh sperma pada pasien Azoospermia.
References
1 Sharma M, Leslie SW. Azoospermia. [Updated 2022 Nov 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-.
2 Boitrelle F, Shah R, Saleh R, Henkel R, Kandil H, Chung E, Vogiatzi P, Zini A, Arafa M, Agarwal A. The Sixth Edition of the WHO Manual for Human Semen Analysis: A Critical Review and SWOT Analysis. Life (Basel). 2021 Dec 9;11(12):1368. doi: 10.3390/life11121368. PMID: 34947899; PMCID: PMC8706130.
3 Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Panduan Penanganan Infertilitas Pria. IAUI. 2015.
4 Cocuzza M, Alvarenga C, Pagani R. The epidemiology and etiology of azoospermia. Clinics (Sao Paulo). 2013;68 Suppl 1(Suppl 1):15-26. doi: 10.6061/clinics/2013(sup01)03. PMID: 23503951; PMCID: PMC3583160.